Belum Tahu Perbedaan Infak dan Zakat? Ini Penjelasannya!

| Khazanah | 20 Oktober 2025
Belum Tahu Perbedaan Infak dan Zakat? Ini Penjelasannya!

Dalam kehidupan sehari-hari, Anda pasti sering mendengar istilah infak dan zakat yang sering dikaitkan dengan amalan berbagi. Keduanya sama-sama menjadi cara indah untuk menunjukkan rasa syukur dan membantu mereka yang membutuhkan.

Walau terdengar mirip, keduanya ternyata memiliki perbedaan yang cukup penting, lho, baik dari segi hukum maupun ketentuannya. Supaya Anda lebih paham dan tidak keliru memaknainya, yuk simak penjelasan lengkap tentang perbedaan infak dan zakat berikut ini.

Pengertian infak dan Zakat

Dalam ajaran Islam, infak dan zakat menjadi wujud kepedulian untuk membantu sesama sekaligus mendekatkan diri kepada Allah. Keduanya sering dianggap sama oleh sebagian orang, padahal memiliki perbedaan makna yang sangat penting dipahami.

Istilah infak berasal dari kata Arab yang berarti menafkahkan atau membelanjakan sebagian harta yang dimiliki untuk kebaikan. Dalam kehidupan sehari-hari, infak dilakukan dengan mengeluarkan rezeki di jalan Allah untuk menolong sesama dan menumbuhkan rasa syukur.

Para ulama kemudian menjelaskan bahwa makna infak jauh lebih luas dibandingkan hanya sekadar mengeluarkan harta benda. Infak bisa diwujudkan melalui berbagai cara yang bermanfaat, tergantung pada kemampuan serta keikhlasan hati seseorang.

Imam Malik menegaskan bahwa infak tidak hanya berbentuk uang atau barang, melainkan juga tenaga, jasa, hingga perkataan baik. Apa pun yang dilakukan dengan niat tulus untuk membantu sesama akan tetap bernilai ibadah di sisi Allah.

Tidak hanya itu, Imam Ahmad bin Hanbal juga menekankan bahwa infak merupakan amalan mulia yang berpahala besar. Ia menegaskan bahwa keikhlasan infak merupakan hal utama, bahkan lebih baik jika infak dilakukan secara sembunyi-sembunyi demi menjaga kemurnian niat.

Berbeda dengan infak yang bersifat lebih umum, zakat memiliki arti khusus yang mendalam dalam kehidupan umat Islam. Dari sisi bahasa, perbedaan infak dan zakat terlihat jelas karena zakat dimaknai sebagai tathhir (penyuci), shalah (perbaikan), nama’ (berkembang), afdlal (lebih utama), dan aliq (yang paling patut dan sesuai). 

Selain penjelasan secara bahasa, para ulama fikih juga memberikan definisi zakat yang lebih mudah dipahami. Imam Hanafi menegaskan bahwa zakat adalah menyerahkan sebagian harta kepada orang-orang tertentu yang ditetapkan syariat semata-mata karena Allah.

Sementara itu, menurut Imam Syafi’i zakat adalah sesuatu yang wajib dikeluarkan oleh setiap Muslim dari harta atau dirinya. Ada dua bentuk utama, yaitu zakat mal dari harta seperti uang atau hasil panen, dan zakat fitrah yang wajib ditunaikan setiap Ramadan.

Contohnya, zakat mal bisa berupa uang, emas, atau beras yang sudah mencapai jumlah tertentu sesuai ketentuan agama. Sedangkan zakat fitrah biasanya berupa beras atau makanan pokok yang diserahkan sebelum shalat Idul Fitri kepada orang yang berhak.

Media Deskripsi 2 - Belum Tahu Perbedaan Infak dan Zakat? Ini Penjelasannya!

Inilah 5 Perbedaan Infak dan Zakat yang Harus Anda Ketahui

Baik infak maupun zakat sama-sama mengajarkan arti kepedulian dan keikhlasan dalam berbagi rezeki kepada sesama. Meski terlihat mirip, keduanya memiliki perbedaan yang penting untuk dipahami agar Anda bisa menunaikannya dengan tepat. Yuk, simak perbedaan utamanya berikut ini.

Hukum

Zakat memiliki kedudukan yang sangat penting dalam Islam karena termasuk salah satu dari lima rukun Islam. Setiap Muslim yang telah memenuhi syarat wajib menunaikannya sebagai bentuk ketaatan kepada Allah SWT. 

Perintah zakat juga punya dasar yang kuat dari Al-Qur’an dan hadis, jadi tidak boleh disepelekan atau diabaikan begitu saja. Melalui zakat, seseorang bukan hanya membersihkan hartanya, tapi juga menenangkan hati dan menjauhkan diri dari sifat kikir dan cinta berlebihan terhadap dunia.

Allah SWT berfirman:

وَاَقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَاٰتُوا الزَّكٰوةَۗ وَمَا تُقَدِّمُوْا لِاَنْفُسِكُمْ مِّنْ خَيْرٍ تَجِدُوْهُ عِنْدَ اللّٰهِۗ اِنَّ اللّٰهَ بِمَا تَعْمَلُوْنَ بَصِيْرٌ

“Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Dan kebaikan apa saja yang kamu usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahalanya di sisi Allah. Sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Baqarah: 110)

Berbeda dengan zakat, infak merupakan bentuk kebaikan yang bisa dilakukan siapa saja, tanpa harus menunggu waktu atau jumlah tertentu. Walau tidak wajib, berinfak sangat dianjurkan karena menjadi wujud rasa syukur atas rezeki yang sudah Allah titipkan.

Tidak hanya membantu orang lain, infak juga membawa kedamaian dalam hati dan mempererat hubungan antar sesama. Semakin sering kita berinfak dengan tulus, semakin besar pula rasa tenang dan keberkahan yang bisa kita rasakan dalam hidup.

Rasulullah SAW bersabda:

مَا مِنْ يَوْمٍ يُصْبِحُ الْعِبَادُ فِيْهِ إِلاَّ مَلَكَانِ يَنْزِلاَنِ فَيَقُوْلُ أَحَدُهُمَا: اَللَّهُمَّ أَعْطِ مُنْفِقًا خَلَفًا. وَيَقُوْلُ اْلآخَرُ: اَللَّهُمَّ أَعْطِ مُمْسِكًا تَلَفًا

“Tidaklah seorang hamba memasuki waktu pagi pada setiap harinya, kecuali ada dua malaikat yang turun. Salah satunya berdoa: ‘Ya Allah, berilah orang yang berinfak gantinya,’ dan yang lain berkata: ‘Ya Allah, jadikanlah orang yang menahan infak, kehancuran.’” (HR. Bukhari dan Muslim)

Ketentuan

Dalam praktiknya, zakat memiliki aturan yang cukup jelas agar setiap Muslim dapat menunaikannya dengan cara yang benar dan adil. Ibadah ini hanya diwajibkan bagi mereka yang memiliki harta mencapai batas minimal tertentu (nishab) dan tersimpan selama satu tahun penuh (haul).

Aturan tersebut membantu umat Islam memahami kapan saat yang tepat untuk menunaikan zakat tanpa rasa bingung atau ragu dalam pelaksanaannya. Dengan begitu, zakat tidak hanya menjadi kewajiban agama, tetapi juga sarana untuk berbagi dan memperkuat rasa kepedulian antar sesama

Sementara itu, infak memiliki ketentuan yang jauh lebih sederhana dibandingkan zakat dan dapat dilakukan oleh siapa saja. Perbedaan infak dan zakat terlihat dari fleksibilitas infak yang tidak terikat jumlah maupun waktu tertentu, sehingga memberi kemudahan bagi siapa pun.

Karena sifatnya yang fleksibel, infak tidak hanya memudahkan seseorang untuk memberi, tetapi juga menumbuhkan ketulusan dalam hati. Setiap infak, sekecil apa pun, memberi kesempatan bagi Anda untuk berbagi kebahagiaan dan meringankan beban orang lain.

Jumlah & Waktu

Dalam pelaksanaannya, zakat memiliki aturan jelas mengenai jumlah dan waktu yang harus dipenuhi setiap umat Muslim. Misalnya, zakat mal dikeluarkan sebesar 2,5% dari total harta yang telah mencapai batas minimal dan dimiliki selama setahun.

Selain itu, ada zakat fitrah yang dibayarkan menjelang Idul Fitri sebagai bentuk penyucian diri sekaligus berbagi kebahagiaan dengan sesama. Aturan ini membantu umat Islam menjalankan kewajibannya dengan teratur, sehingga manfaat zakat benar-benar sampai kepada mereka yang membutuhkan.

Sementara itu, infak memiliki aturan yang lebih fleksibel karena tidak terikat jumlah, waktu, atau jenis harta tertentu. Perbedaan infak dan zakat terlihat dari kebebasan ini, karena siapa pun dapat menyalurkan infak kapan saja dengan niat tulus.

Tidak ada batasan dalam berinfak, sebab yang paling utama adalah keikhlasan dan niat tulus untuk membantu sesama. Keleluasaan ini membuat infak terasa ringan dijalankan dan mendorong kita lebih peduli terhadap orang-orang di sekitar.

Penerima

Dalam ajaran Islam, penerima zakat sudah ditentukan secara jelas agar penyalurannya tepat sasaran dan memberi manfaat yang nyata. Ada delapan golongan penerima yang disebut asnaf, seperti fakir, miskin, amil, muallaf, hamba sahaya, orang berutang, pejuang di jalan Allah, dan musafir.

Sementara itu, penerima infak jauh lebih luas karena tidak dibatasi kelompok tertentu seperti pada zakat. Perbedaan infak dan zakat terlihat dari kebebasan infak yang bisa diberikan kepada tetangga, lembaga sosial, maupun kegiatan kemanusiaan yang membutuhkan.

Selama digunakan untuk tujuan kebaikan, infak tetap bernilai ibadah di sisi Allah dan membawa manfaat bagi banyak orang. Kebebasan dalam menyalurkan infak membuat siapa pun dapat berbuat baik kapan saja tanpa merasa terbebani oleh aturan tertentu.

Wujud 

Zakat biasanya dikeluarkan dalam bentuk harta tertentu seperti uang, emas, hasil pertanian, atau makanan pokok (untuk zakat fitrah). Jenis dan wujud zakat mengikuti ketentuan syariat yang telah diatur agar pelaksanaannya sesuai hukum Islam.

Sedangkan infak memiliki wujud yang lebih beragam. Selain berupa uang atau barang, infak juga bisa diwujudkan dalam bentuk tenaga, waktu, atau keterampilan. Misalnya, membantu kegiatan sosial, menyumbangkan perlengkapan sekolah, atau mengajar anak yatim juga termasuk bentuk infak yang bernilai pahala besar.

Baik zakat maupun infak memiliki tujuan mulia untuk membantu sesama dan menumbuhkan kepedulian di tengah masyarakat. Keduanya menjadi sarana berbagi rezeki yang membawa keberkahan, baik bagi penerima maupun yang memberi.

Meskipun ada perbedaan infak dan zakat dalam aturan dan tujuan, keduanya sama-sama mengajarkan nilai keikhlasan, kepedulian, dan tanggung jawab sosial. Jika Anda sedang mencari lembaga terpercaya untuk menyalurkan infak dan zakat, Asterra siap membantu menyalurkan amanah Anda dengan aman, transparan, dan tepat sasaran.

Butuh Bantuan?
Klik untuk chat